Selasa, 31 Maret 2015

Mengapa malas Sholat

SHALAT itu telah menjadi kewajiban bagi setiap Muslim di muka bumi. Sesibuk apa pun diri kita, shalat tetap harus dikerjakan. Mengapa? Di balik shalat terdapat suatu nikmat yang akan dirasakan jika kita bersungguh-sungguh dalam melaksanakannya. Namun, ironisnya banyak sekali umat Muslim yang malas untuk melaksanakan shalat. Mengapa demikian?

Orang-orang yang malas shalat itu, mungkin mengira bahwa shalat hanya akan memakan waktu yang mestinya digunakan untuk urusan dunia. Jika itu memang menjadi alasan bagi mereka, maka perlu kita tanyakan padanya, “Dari mana Anda berangkat menilai dalam menentukan harga waktu?”

Bila Anda merasakan dalam melakukan shalat sebagai suatu pengorbanan waktu yang berharga, Anda harus ingat bahwa waktu Anda untuk memperoleh rezeki juga harus dikorbankan dengan mengeluarkan zakat. Pengorbanan kepada orang lain dengan mengeluarkan zakat tersebut sebagai pengganti dalam penggunaan waktu untuk bekerja dan berusaha.

Seperti halnya shalat. Shalat itu tidak akan pernah menyita waktu Anda. Melainkan Andalah yang mempersempit waktu tersebut. Tak akan mungkin kita terus menerus dalam pekerjaan. Ada saatnya kita merasakan santai atau hanya untuk sekedar beristirahat, menyegarkan kondisi tubuh.

Waktu-waktu shalat itulah merupakan waktu-waktu yang amat strategis, atau tepat pada saat waktu Anda beristirahat. Maka, tak ada alasan bagi Anda untuk malas dalam melaksanakan shalat. Tahukah Anda, bahwa dengan shalat segala masalah yang menganggu pikiran Anda akan sirna jika kita telah berinteraksi dengan Allah SWT. Wallahu ‘alam.

Kamis, 26 Maret 2015

sekilas Pon-Pes Darus Sholah Mrisi

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh
Puji syukur kita haturkan kepada Allah Swt. semoga dalam hati kita selalu ada syukur yg selalu tercurahkan untuk semua nikmat yg telah di berikan Allah Swt. sholawat salam kita sampaikan kepada Nabi Muhammad saw. karena sebab beliau Saw..kita tahu mana haram dan halal.. semoga kita mendapat pengakuan sebagai umat beliau Saw.. amin..
Kami Yayasan yg bergerak di bidang pendidikan anak kurang mampu dll
kami berdiri pada tahun 2012 di desa Mrisi RT 04/04 kec.tanggung harjo .kab. grobogan .. jumlah anak yg kami tampung ada 15 anak dan yang menjadi tanggungan kami yg tidak mukim ada 10 anak total 25 anak.. pendidikan sekolah antara lain : SD, SMP.MTS.
asrama  kami sementara baru ada 2 kamar yg di tempati 15 anak 9 anak putra 6 anak putri .
kami menempati sebidang tanah dan bangunan dari kayu  yg jauh dari memadai karena luas tanah kami hanya 110 m. di  perkampungan .. saat ini operasional kami mengandalkan dari hasil kebun dan bantuan dari para donatur.
pengeluaran kami untuk operasional setiap bulanya mengabiskan Rp.3000.000. semoga apa yg menjadi donasi dari anda semua membuat kami lebih ringan . karena sesungguhnya anak2 adalah tanggung jawab kita bersama .. kalau ada yg berniat membantu kami bisa datang langsung ke alamat kami. atau via rekening kami Rek. BRI. kan.cab. gubug 107501003915533 a/n KHUSAINI
semoga berkah bagi semua wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh

Rabu, 25 Maret 2015

Ayah di lupakan ..tapi dekat dengan teman

Laporkan iklan ?

TERKADANG kita sebagai manusia melupakan kebaikan seseorang, tetapi kesalahan seseorang sangat berkesan dihati. Bahkan sampai ada yang mendendam atau pecahnya hubungan kekeluargaan hanya karena hal sepele. Sungguh ironi zaman sekarang, setelah berkembangnya teknologi secara signifikan kini kita sebagai umat muslim dihadapkan pada suatu permasalah baru yang sulit untuk dicegah, yakni “globalisasi”.

Banyak kita temui di berbagai media, tentang perlawanan yang dilakukan oleh anak kepada ayahnya, atau anak kepada ibunya, dan sebaliknya. Inikah Akhir Zaman? Mungkinkah zaman yang sekarang kita hidupi ini berada di ambang batas keniscayaan? Jawaban nya Iya.

Ini adalah salah satu tanda Hari Kiamat dan termasuk perbuatan durhaka kepada orang tua. Perwujudan dari tanda ini adalah apabila seseorang lebih suka duduk-duduk, berbincang-bincang, bercengkrama dan bersenang-senang bersama teman-temannya, dan pada saat yang sama ia menelantarkan ayahnya.

Bisa juga seseorang lebih menikmati kedekatannya dengan teman-temannya, daripada dengan ayahnya sendiri. Apalagi jika sang ayah sudah berusia lanjut, suka menegur, sering menasihati dan menyalahkan. Padahal, walaupun demikian, seorang anak harus mengetahui betapa besar hak seorang ayah yang harus dipenuhi anak. Allah SWT berfirman, “Dan berbuat kebaikanlah terhadap ibu bapak.”

Sabtu, 21 Maret 2015

hapuslah dosa besar

JIKA dosa kecil sering kita lakukan, apalagi dengan dosa besarnya? Ngeri bukan kalau kita sudah banyak melakukan dosa-dosa hingga kita tidak sadar-sadar akan perbuatan kita selama ini.

Renungkanlah jika perbuatan dosa menjadi kebiasaan kita, lantas bagaimana dengan amalan yang baik yang pernah anda lakukan. Banyak sedikitnya amalan sholeh kita namun jikalau terus disiram dengan perbuatan dosa, amalan sholeh akan luntur tanpa bekas.
MasyaAllah, perlahan dosa kecil menghampiri dengan pasti, hingga kita sadar ketika sakit terasa dosa menyapa kalau ia sudah menggunung tinggi. Begitulah yang akan kita dapatkan jikalau kita tidak menumbuhkan dan memperbaiki diri kita segera mungkin.

Seperti yang dikatakan Imam ahmad ia berkata bahwa Abu Muawiyyah menyampaikan hadits dari al-A’masy, dari al-Ma’rur bin Suwaid bahwa Abu Dzar pernah berkata, “Rasulullah SAW. Bersabda, ‘sesungguhnya aku orang yang paling mengetahui tentang penduduk neraka yang terakhir keluar neraka, dan peduduk syurga yang terakhir masuk syurga.

Di akhirat nanti, ada seorang laki-laki yang dihadapkan kepada Allah SWT, kemudian Dia berfirman (kepada malaikat), ‘Hapuslah dosa-dosanya yang paling besar, dan tanyailah dia tentang dosa-dosa yang kecilnya.’

Kemudian orang itu ditanya malaikat, ‘Bukankah suatu hari kamu melakukan ini, ini dan ini. Kemudian di hari lainnya juga melakukan dosa yang sama.’

Orang itu langsung menjawab, ‘Betul dan saya tidak bisa mengelak darinya sedikitpun.’
Allah berfirman, ‘Sesungguhnya setiap kesalahanmu diganti dengan kebaikan.’

Orang itu berkata, ‘Wahai Tuhanku, sesungguhnya saya telah melakukan dosa yang menurutku bukan hanya itu saja.’ Kemudian saat itu, Rasulullah SAW. Tertawa sehingga nampak gigi gerahamnya (HR. Muslim)

Sebelum nyawa tersakiti dan waktu masih berlaku bagi kehidupan kita, apalah arti hidup jika kita tidak segera memperbaiki diri, walaupun dosa itu akan terus menggoda namun tetap ibadah kepada Allah dengan amal sholeh yang rutin dan berangsur-angsur.

Hal itu akan jadi kebiasaan tanpa kita mengasingkannya dalam kehidupan kita. Wallahu a’alam.