Sabtu, 24 Januari 2015

laporan kuangan

Assalamualaikum
Alhamdulillah syukur kita sampaikan kepada Allah Swt yg telah memberikan nikmat yg tak terhingga hitunganya.semoga nikmat Allah Swt selalu menaungi hidup kita .. amin
sholawat salam kita haturkan kepada nabi muhammad saw
semoga dengan ajaran beliau kita mendapatkan hari akhir yg terbaik dan syafaat dari nabi Muhammad Saw
laporan bulan januari 2015
total pemasukan dari para donatur Rp.500.000
pengeluaran sampai tanggal 15 januari Rp.600.000
rincian .* beras 50kgx6000: 300.000
bumbu dll: Rp.150.000
saldo Rp.50.000 masih di rekening belum bisa di ambil
terima kasih atas segala dukunganya .semoga Allah membalas berlipat kepada para donatur dan berkah bagi semua.
bagi siapapun yg berniat membantu kami.bisa datang langsung ke alamat kami: Ds.mrisi Rt04/04 kec.tanggung harjo Kab. grobogan
085600266248/085740700736
atau bisa lewat rekening kami
wassalamualaikum
ketua
khusaini A.Md

Nasehat Rosulullah untuk para muslimah

Kehidupan dunia hanyalah sementara. Walaupun demikian, kehidupan di dunia menjadi penentu atas bahagia maupun sengsaranya manusia pada kehidupan kelak di akhirat. Alloh telah menciptakan surga dan neraka sebagai balasan bagi hamba-hambanya sesuai dengan amal yang dikerjakan ketika hidup di dunia.

Memang, menjadi penghuni surga maupun neraka bagi manusia telah ditakdirkan oleh Alloh. Sebenarnya manusia telah dianugerahi akal supaya berpikir dan diturunkan Al-Qur'an sebagai pedoman hidup serta diutusnya Rasul sebagai sarana untuk menyampaikan aturan-aturan untuk ditaati. Di sisi lain Alloh telah memberikan resep supaya takdir kita selalu dalam kebaikan. Resep tersebut adalah DO'A. Namun saat ini banyak manusia melalaikannya.

Sahabat muslimah...

Banyak dari hadits nabi yang menjelaskan bahwa kebanyakan penghuni neraka adalah wanita. Karena wanita memang tercipta dari tulang rusuk yang bengkok. Kalau sekiranya tidak ada yang berusaha meluruskannya maka kecenderungan wanita akan tumbuh dalam kebengkokan.

Namun jangan pesimis dulu wahai sahabat muslimah....

Di dalam Islam pastilah ada jalan keluar atau solusi selama nyawa belum di kerongkongan. Walaupun dosa setinggi gunung Uhud, maghfiroh Alloh jauh lebih tinggi. Walaupun dosa sebanyak butiran pasir dipantai, namun maghfiroh Alloh jauh tak berbilang. Walaupun wanita diciptakan dari tulang rusuk, namun pastilah ada cara untuk meluruskannya.

Sering yang menjadi inti permasalahan pada pribadi wanita hanyalah dua hal. Yaitu permasalahan hati dan harta. Berapa banyak dari sahabat muslimah yang meyakini atas kebenaran nasihat suaminya, namun masih membutuhkan waktu untuk menerimanya dan bahkan tidak jarang harus dilalui dengan ngambek atau cemberut dulu. Berapa banyak godaan atas wanita dikala masuk ke pasar atau super market. Tentulah godaan wanita lebih banyak. Dikala wanita kurang pandai menjaga harta dan mensyukuri atas nikmat Alloh, maka sesungguhnya itu awal dari bencana bagi wanita itu sendiri.

Sahabat muslimah...

Maka Rosululloh telah mengingatkan kepada seluruh wanita supaya memperbanyak Sodaqoh dan memperbanyak istigfar supaya terhindar dari siksa neraka. Memperbanyak shodaqoh supaya lebih pandai bersyukur dan terbiasa melihat golongan dari Hamba-Nya yang kurang mampu. Memperbanyak istigfar supaya kesalahan atas ekspresi maupun respon serta salahnya dalam berakhlaq tidak berulang atau bahkan menjadi kebiasaan. Rosululloh bersabda:

عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ يَا مَعْشَرَ النِّسَاءِ تَصَدَّقْنَ وَأَكْثِرْنَ الِاسْتِغْفَارَ فَإِنِّي رَأَيْتُكُنَّ أَكْثَرَ أَهْلِ النَّارِ

Dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa beliau bersabda: Wahai kaum wanita! Bersedekahlah kamu dan perbanyakkanlah istighfar. Karena, aku melihat kaum wanitalah yang paling banyak menjadi penghuni Neraka.(H.R Muslim).

Rasulullah menghimbau kepada wanita khususnya untuk gemar bersodaqoh, sebagai penyeimbang atas dosa yang yang kita perbuat supaya kita bisa selamat dari siksa neraka. Sodaqoh akan terasa berat jika tidak membekali diri dengan keyakinan yang benar. Yaitu dengan meyakini bahwa setiap apa yang kita miliki adalah titipan Alloh dan juga meyakini bahwa sesuatu yang kita shodaqohkan dengan benar dan ikhlas itulah yang akan bisa kita petik hasilnya diakherat kelak dan Alloh akan melipat gandakan hingga tujuh ratus kali lipat, subhanallah .....

Sahabat Muslimah...

Mari kita renungi dan kita bayangkan Rasulullah SAW adalah seorang yang maksum yaitu terjaga dan selamat dari siksa neraka serta dijamin masuk surga yang tertinggi derajatnya, namun beliau selalu beristigfar tidak kurang dari tujuh puluh kali dalam sehari.

Bagaimana dengan kita sahabat muslimah?

Berapa kali kita Beristigfar dalam sehari?

Kita adalah seorang wanita dan kebanyakan ahli neraka adalah wanita. Yakinlah, kalimat istighfar yang terucap dari bibir dengan menyertakan hati insyaAlloh akan mampu menggugurkan dosa-dosa yang kita perbuat atau sebagai penebus maghfiroh dari Alloh SWT sehingga kita bisa aman dari siksa-Nya.

عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اتَّقِ اللَّهِ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعْ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ

Dari Abu Dzar ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda kepadaku: Bertakwalah kamu kepada Allah dimana saja kamu berada dan ikutilah setiap keburukan dengan kebaikan yang dapat menghapuskannya, serta pergauilah manusia dengan akhlak yang baik.(H.R At Tirmidzi).

Tidaklah ada dari kita yang terbebas dari dosa, kecuali bila kita mendapatkan Syahid. Maka Patutlah kita harus selalu berlomba untuk berbuat kebaikan dan selalu memperbanyak istigfar.

Sahabat muslimah...

Alloh SWT maha pengampun dan akan mengampuni kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Tiada manusia yang terlepas dari salah dan lupa, dan manusia yang baik bukanlah mereka yang tidak pernah berbuat salah, namun mereka yang mampu bertobat atas kesalahannya dan mengharap maghfiroh dengan banyak shodaqoh dan juga beristighfar. Wallahu a'lam bisshowab

Jumat, 23 Januari 2015

Menjaga keluarga dari faham menyimpang

Menjaga agama sesuai dengan ketentuan pembawa syariat (Rasulullah SAW) pada dasarnya merupakan tanggung-jawab seluruh umat Islam, terutama para ulama dan cendekiawan muslim. Ini penting dalam rangka membentengi umat Islam secara keseluruhan dari ber-bagai paham yang rentan dan kerap menyusup di tengah khairul-ummah ini. Agama merupakan tuntunan yang tidak hanya bersifat personal tapi juga komunal. Kebodohan yang ada pada umat tak boleh dibiarkan. Harus ada upaya-upaya kongkret untuk memberikan pemahaman kepada mereka mengenai ajaran yang benar dan jauh dari segala bentuk penyimpangan.
Kelak orang-orang bodoh tidak akan ditanya mengapa mereka bodoh, tetapi yang berilmu akan ditanya mengapa membiarkan yang bodoh tetap dalam kebodohan. Al-Qur’an dan sunnah Rasul harus lebih sering disosialisasikan di tengah umat yang lebih kerap menerima informasi-informasi sekuler atau hanya bersifat duniawi di tengah-tengah era globalisasi ini. Juga pengaruh-pengaruh yang dihembuskan oleh paham-paham sesat. Paham-paham menyimpang senantiasa tumbuh di setiap kurun waktu dan tentu amat berbahaya jika tidak segera “diperangi” dengan informasi dan tindakan yang sesuai Al-Qur’an dan Sunnah. Jika pada era klasik (salaf) saja paham-paham menyimpang itu sudah bermunculan, apalagi di era serba cepat dan canggih ini.
Umat Islam wajib menolak segala hal yang menyimpang dari Al-Qur’an dan sunnah Rasul. Belakangan muncul berbagai isu di sekitar kita sehingga berpotensi menimbulkan keresahan. Misalnya saja paham bahwa ibadah shalat tidak harus dilakukan dengan bahasa Arab (muncul di Malang), pelaksanaan shalat dengan menghadap gunung tertentu dan bukan menghadap Qiblat (muncul di Trenggalek), ibadah haji tidak harus di bulan Dzul-Hijjah, semua agama dianggap sama benarnya (JIL), pengakuan adanya nabi setelah Nabi Muhammad SAW (kelompok Ahmadiyah Qadyani dan lainnya), ibadah cukup dengan mengingat Tuhan dalam hati (Kebatinan), paham bahwa akhirat tidak kekal (Agus Mustofa) dan masih banyak contoh lainnya.
Semua contoh di atas merupakan paham yang bertentangan dengan Al-Qur’an dan sunnah Nabi SAW. Demikian pula dengan beberapa sekte Islam yang telah lebih dahulu muncul di era salaf, misalnya paham bahwa manusia memiliki pilihan dan otoritas penuh atas segala yang dilakukannya dan tak ada kaitannya dengan takdir Tuhan (Mu’tazilah dan Qadariyah). Juga bahwa maksiat tidak masalah jika disertai iman (Murji’ah), atau bahwa segala perbuatan hamba adalah takdir Tuhan semata dan tak ada efeknya bagi diri makhluk termasuk perbuatan maksiat (Jabariyah). Ada pula kelompok yang mengkufurkan atau mengharamkan orang yang bertawassul dan ziarah kubur (Wahhabi, Muhammad Abduh, Rasyid Ridho dan seterusnya).
Kelompok lain yang menyimpang dari sunnah Rasul misalnya kelompok yang menganggap kemungkinan terjadinya peleburan Tuhan dengan makhluk-Nya alias paham ittihad dan hulul (diprakarsai oleh Al-Hallaj, Syekh Lemah Abang, para Sufi tak berilmu). Ada kelompok yang berlebihan dalam menyanjung Sayyidina Ali bin Abi Thalib r.a. namun memaki-maki sahabat lainnya seperti Abu Bakar r.a. dan Umar bin Al-Khattab r.a. yang keduanya sangat dicintai oleh Nabi SAW (Rafidhah dan Syiah Imamah Itsna’asyariyah). Perhatikan juga kelompok yang berpendapat bahwa jika seorang hamba telah mencapai puncak cintanya (kepada Allah) dan hatinya jernih dari sifat lalai dan memilih iman di atas kufur, maka perintah dan larangan Allah tidak berlaku lagi pada mereka. Mereka tidak akan masuk neraka sekali pun mengerjakan dosa besar (Abahiyyin).
Ada pula kelompok aneh yang mengatakan bahwa Tuhan hanya menciptakan alam semesta dan selanjutnya apa pun yang terjadi adalah di luar kehendak-Nya. Bahkan menurut aliran ini alam itu sendiri yang punya kendali atas dirinya secara mutlak (kelompok Fulasifah Dahriyah yang pemikiran Plato dan Aritoteles). Kelompok Fulasifah Ilahiyah lain lagi. Mereka mengakui adanya Tuhan namun mengingkari kenabian dan kerasulan. Di samping semua kelompok di atas, ada kelompok yang mengatakan bahwa keberadaan semesta merupakan efek niscaya dari keberadaan Tuhan (Fulasifah Thab’iyah, dan kelompok apa pun yang mengingkari atau menyekutukan Allah SWT atau mengkufuri keberadaan alam akhirat.
Memahami Arti Bid’ah
Ajaran agama memang tidak memberikan toleransi pada penyimpangan dan perbuatan mengada-ada (bid’ah) yang tidak pernah diajarkan oleh Nabi. Tindakan bid’ah harus dibasmi atau setidaknya dipersempit ruang geraknya. Hal itu tak lain dalam rangka melindungi mayoritas umat yang oleh Nabi SAW disebut dengan istilah al-Firqat an-Najiyat (kelompok yang bakal selamat di akhirat) dari kemungkinan menyimpang. Kita harus senantiasa mengingat beberapa pesan Nabi SAW terkait tindakan bid’ah dan munculnya sempalan-sempalan pembawa ajaran sesat tersebut seperti beberapa hadits di bawah ini: “Barangsiapa memperbaharui dalam urusan kami (agama) ini sesuatu yang tidak bersumber dari padanya maka tertolak.” (HR Al-Bukhari-Muslim dari Aisyah r.a.). Nabi SAW juga bersabda : “Maka sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitab Allah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad dan sejelek-jelek perbuatan adalah segala perbuatan yang diada-adakan (bid’ah) dan setiap bid’ah adalah sesat.” (HR Muslim-Turmudzi dari Jabir bin Abdillah r.a.)
Yang juga perlu dipahami adalah bahwa tidak semua amalan yang tidak terdapat di masa Rasulullah SAW dengan serta-merta termasuk kategori bid’ah dhalalah. Imam Asy-Syafi’i menegaskan hal itu. Kegiatan-kegiatan semisal dzikir secara kolektif sebagaimana dalam majlis-majlis tarekat dan semacamnya, atau kegiatan memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW dengan membaca shalawat secara bersama-sama sebagaimana tradisi yang ada di negeri ini tidak bisa digolongkan pada bid’ah dhalalah. Substansi amalan ini terkandung dalam ajaran Islam. Bahkan hal itu sangat baik dan perlu ditradisikan, sebab bisa menambah rasa cinta kita kepada Allah SWT dan Rasul- Nya, menjadi momen untuk memperkuat ukhuwah Islamiyah dan memberikan pemahaman agama kepada umat. Rasulullah SAW bersabda : “Barangsiapa membuat suatu tuntunan baik dalam Islam maka baginya pahala dan pula pahala orang yang menirunya tanpa mengurangi pahala orang yang menirunya sedikit pun, dan barangsiapa membuat suatu tuntunan jelek maka baginya dosa dan pula dosa orang yang menirunya tanpa mengurangi dosa orang yang menirunya sedikit pun.” (HR Muslim dan At-Turmudzi dari Al-Mundzir bin Jarir dan ayahanya)

Oleh karena itu maka tak ada alasan untuk menolak kegiatan-kegiatan positif dan bermanfaat seperti itu. Bid’ah dhalalah adalah perbuatan yang mengada-ada yang tidak bersumber sama sekali pada dalil agama atau bahkan bertentangan dengan dalil agama yang sudah jelas. Misalnya seseorang melakukan shalat ba’diyah Ashar atau ba’diyah Shubuh. Contoh lain adalah anggapan bahwa masih mungkin ada nabi lagi setelah Nabi Muhammad SAW.
Urusan agama menyangkut keselamatan manusia di dunia hingga akhirat. Oleh karenanya maka menimba ilmu agama harus dari sumber yang bisa dipertanggung- jawabkan. Dalam sejarah agama-agama samawi sebelum Islam telah terjadi distorsi-distorsi yang sangat menodai agama. Ini menjadi biang perselisihan yang terjadi di tengah Ahlul-Kitab. Kemurnian agama lantas dipertanyakan karena telah bercampur dengan berbagai kepentingan yang kian mengaburkan ajaran yang sesungguhnya. Kita sebagai umat Islam jangan membiarkan hal semacam itu terjadi pada agama kita ini.
Para perawi hadits sekaliber Imam Malik bin Anas, Al-Bukhari, Muslim An-Naisaburi, Abu Daud, Ahmad bin Hanbal, At-Turmudzi, An-Nasa’i dan Ibn Majah benar-benar selektif dalam menerima riwayat sunnah yang menjadi sumber kedua ajaran Islam setelah Al-Qur’an. Hal itu mereka lakukan tak lain karena ingin menjaga agar ajaran agama tidak sampai terkontaminasi oleh riwayat-riwayat yang tidak bersumber dari Nabi SAW. Dari metode seleksi mereka itulah lantas muncul klasifikasi riwayat menjadi shaheh, hasan dan dhaif. Apa yang terjadi pada agama-agama samawi pra Islam menjadi pelajaran amat penting bagi perjalanan ajaran Islam di tengah umat.
Originalitas Dan Totalitas
Setelah agama (Islam) ditawarkan melalui dialog yang logis dan rasional sebagai sebuah ideologi, maka tak perlu dipersoalkan lagi berbagai ragam ajaran amaliyah yang ada di dalamnya. Agama pada dasarnya menyangkut sebuah tindakan taat tanpa reserve. Hanya itu cara efektif untuk mengantisipasi penodaan dan penyebalan terhadap ajaran agama. Agama harus diterima secara utuh dan sebagai sebuah totalitas sikap. Tak perlu ada yang dikurangi atau ditambahi. Barangkali itulah arti yang terkandung dalam firman Allah SWT : “Wahai orang-orang yang beriman, masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkahlangkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu.”(QS Al-Baqarah [2]: 208)
Untuk menjadi umat Islam yang kaffah sebagaimana pada ayat di atas tak ada cara lain selain dengan memahami ajaran Islam dengan benar dan komprehensif. Pemahaman yang parsial (setengah-setengah) kerap menjadikan seseorang terjebak dalam kesalahpahaman yang kadang sampai berakibat fatal, bahkan melakukan penyimpulanpenyimpulan yang jauh dari maksud yang sebenarnya. Lebih fatal lagi apabila pemahaman keliru itu lantas ditularkan atau diajarkan kepada orang lain yang juga tidak mengerti agama. Orang seperti itu termasuk kategori sesat dan menyesatkan.
Sebagai contoh adalah pandangan bahwa Islam tidak perlu didakwahkan kepada umat lain yang sudah beragama berlandaskan ayat 6 dalam QS Al-Kafirun : “Untukmu agamamu dan untukku agamaku.” Paham-paham yang merupakan sempalan-sempalan dalam Islam kerap muncul karena pemahaman yang parsial semacam itu. Mereka menggunakan satu dalil secara lahiriah dan mencampakkan dalil lain yang terkait. Bisa juga karena kesalahan persepsi tentang suatu dalil yang melahirkan sebuah pengertian yang tidak dimaksudkan dari dalil tersebut.
Lantas mereka menularkannya kepada orang lain melalui kekuatan yang dimilikinya seperti terjadi ketika orang-orang berpaham Mu’tazilah, Rafidhah atau bahkan sekuler berkuasa di sebuah wilayah atau negara. Umat memerlukan orang-orang yang memiliki kapasitas keilmuan agama yang mumpuni dan berjiwa penegak kebenaran yang pemberani. Hanya dengan itu ajaran Islam dapat terpelihara dari upaya kontaminasi dan distorsi. Jika Allah SWT telah menjamin Al-Qur’an dari pengubahan sebagaimana dalam QS Al-Hijr [15]: 9), maka kita juga wajib menjaga agama ini dari penyimpangan-penyimpangan dan paham-paham yang tidak bertanggung- jawab…..!

Rabu, 21 Januari 2015

Selasa, 20 Januari 2015

Nyicil Bahan bangunan ..untuk Pesantren

Pasir setengah truk dan batu bata ... semoga cepet terkumpul dan bisa cepet di selesaikan proses kamar santri amin

Jumat, 16 Januari 2015

Renungan hari ini

ENUNGAN: Jangan Merasa Bangga Diri dengan Amalmu!

Ada 4 pria berbicara mengenai amal ibadah mereka dan kesuksesan yang didapatnya:

Pria 1 : Alhamdulillah, sejak sering shalat dhuha rejeki menjadi lancar. Bisnis sukses, sebentar lagi anak saya lulus smu rencananya akan sekolah ke luar negeri.

Pria 2 : Bukan main, hebat sekali, sejak naik haji ibadah semakin rajin, alhamdulillah anak juga sukses rumahnya harganya milyaran, belum lagi kendaraannya. Sebagai orang tua sangat bangga, berkat doa dan didikan saya.

Pria 3 : MasyaAllah, sungguh nikmat tak terkira sejak rajin puasa dan bersedekah, rezeki bagaikan sungai mengalir tidak ada putus-putusnya. Anak baru selesai kuliah di luar negeri sekarang jadi staff khusus Mentri.

Ketiga pria tersebut kemudian melirik pria 4 sejak tadi hanya terdiam. salah satu bertanya pada pria 4. “bagaimana dirimu? Mengapa diam saja?”.

Pria 4 : Saya tidak sehebat kalian, jangankan kesuksesan bahkan saya tidak tahu ibadah saya lakukan diterima oleh Allah SWT atau tidak. Saya mengetahui ibadah saya diterima dan sukses setelah saya meninggal nanti. Jadi saya merasa belum bisa menceritakan ibadah yang saya lakukan dan balasan yang Allah berikan kepada saya.

Sifat Hamba Beriman

Sikap orang shalih penghuni surga yang diabadikan Al-Qur'an, bersungguh-sungguh dalam ibadah kepada Allah dan takut kalau-kalau ibadahnya tidak diterima. Bahkan, lebih dari itu, ia beranggapan amalnya tidak pantas diterima oleh Allah. Banyak cacat dan kekurangan dalam ibadah yang mereka tegakkan sehingga istighfar senantiasa terucap dari lisan mereka. Allah Ta’ala berfirman tentang mereka,

وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آَتَوْا وَقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَى رَبِّهِمْ رَاجِعُونَ

"Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka." (QS. Al-Mukminun: 60)

Aisyah Radliyallaahu 'Anha berkata, “Aku telah bertanya kepada Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi Wasallam tentang ayat ini, apakah mereka orang-orang yang minum khamer, pezina, dan pencuri? Beliau  menjawab, “Tidak, wahai putri al-Shiddiq. Mereka adalah orang-orang yang berpuasa, menunaikan shalat dan shadaqah namun mereka takut kalau amalnya tidak diterima.” (HR. Muslim, kitab al Imarah, bab Man Qatala li al-Riya wa al-Sum’ah Istahaqqa al-Naar, no. 1905)

Allah Subhanahu Wa Ta'ala menyebutkan beberapa sifat penghuni surga dari orang-orang muttaqin dengan banyak istighfarnya (memohon ampunan) kepada-Nya.

إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍآخِذِينَ مَا آتَاهُمْ رَبُّهُمْ إِنَّهُمْ كَانُوا قَبْلَ ذَلِكَ مُحْسِنِينَ كَانُوا قَلِيلًا مِنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ

"Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada di dalam taman-taman (surga) dan di mata air-mata air, sambil mengambil apa yang diberikan kepada mereka oleh Tuhan mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat baik; Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam; Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah)." (QS. Al-Dzaariyat: 15-18)

Ibnu Katsir menyebutkan penafsiran sebagian ulama terhadap ayat terakhir, "Mereka shalat malam dan mengakhirkan (melanjutkannya,-red) istighfar sampaia waktu sahur (menjelang shubuh)." Jadi mereka itu adalah orang-orang yang mengisi hidupnya dengan kebaikan. Mereka banyak amal dengan harta dan fisik mereka. Tapi dipenghujung malam, selepas mengerjakan shalat malam yang panjang, mereka memohon ampun atas dosa dan kesalahan.

Imam Ibnul Qayyim berkata, “Puas dengan ketaatan yang telah dilakukan adalah di antara tanda kegelapan hati dan ketololan. Keraguan dan kekhawatiran dalam hati bahwa amalnya tidak diterima harus disertai dengan mengucapkan istighfar setelah melakukan ketaatan. Hal ini karena dirinya menyadari bahwa ia telah banyak melakukan dosa-dosa dan banyak meninggalkan perintah-Nya."
Jangan Bersandar Pada Amal
Sebab dari ketertipuan ini adalah sikap bersandar kepada amal secara berlebih. Ini akan melahirkan kepuasan, kebanggaan, dan akhlak buruk kepada Allah Ta’ala. Orang yang melakukan amal ibadah tidak tahu apakah amalnya diterima atau tidak. Mereka tidak tahu betapa besar dosa dan maksiatnya, juga mereka tidak tahu apakah amalnya bernilai keikhlasan atau tidak. Oleh karena itu, mereka dianjurkan untuk meminta rahmat Allah dan selalu mengucapkan istighfar karena Allah Mahapengumpun dan Mahapenyayang.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radliyallah 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:

لَنْ يُدْخِلَ أَحَدًا عَمَلُهُ الْجَنَّةَ قَالُوا وَلَا أَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ لَا وَلَا أَنَا إِلَّا أَنْ يَتَغَمَّدَنِي اللَّهُ بِفَضْلٍ وَرَحْمَةٍ فَسَدِّدُوا وَقَارِبُوا

"Sungguh amal seseorang tidak akan memasukkannya ke dalam surga." Mereka bertanya, "tidak pula engkau ya Rasulallah?" Beliau menjawab, "Tidak pula saya. Hanya saja Allah meliputiku dengan karunia dan rahmat-Nya. Karenanya berlakulah benar (beramal sesuai dengan sunnah) dan berlakulah sedang (tidak berlebihan dalam ibadah dan tidak kendor atau lemah)." (HR. Bukhari dan Muslim, lafadz milik al-Bukhari)
Sesungguhnya seseorang tidak akan masuk surga kecuali dengan rahmat Allah. Dan di antara rahmat-Nya adalah Dia memberikan taufiq untuk beramal dan hidayah untuk taat kepada-Nya. Karenanya, dia wajib bersyukur kepada Allah dan merendah diri kepada-Nya.

Tidak layak hamba bersandar kepada amalnya untuk menggapai keselamatan dan mendapatkan derajat tinggi di surga. Karena tidaklah dia sanggup beramal kecuali dengan taufiq Allah, meninggalkan maksiat dengan perlindungan Allah, dan semua itu berkat rahmat dan karunia-Nya.

Seorang hamba tidak pantas membanggakan amal ibadahnya yang seolah-olah bisa terlaksana karena pilihan dan usahanya semata, apalagi ada perasaan telah memberikan kebaikan untuk Allah Subhanahu wa Ta'ala. Sesungguhnya Allah tidak membutuhkan amal ibadah hamba-hamba-Nya. Dia Mahakaya, tidak butuh kepada makhluk-Nya. Wallahu Ta'ala A'lam.

Kamis, 15 Januari 2015

Zakat Fitrah

ZAKAT FITRAH
Zakat fitrah adalah mengeluarkan bahan makanan pokok dengan ukuran tertentu setelah
terbenamnya matahari pada akhir bulan Ramadhan (malam 1 Syawwal) dengan syarat-syarat yang
sudah ditentukan .
Zakat fitrah diwajibkan di tahun kedua Hijriyah.
Dasar wajib zakat fitrah:
عَنْ ابْنِ عُمَر أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَرَضَ زَكَاةَ الْفِطْرِ مِنْ رَمَضَانَ عَلَى النَّاسِ صَاعًا مِنْ تَمْرٍ أَوْ صَاعًا مِنْ شَعِيرٍ عَلَى كُلِّ حُرٍّ أَوْ عَبْدٍ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى مِنْ الْمُسْلِمِينَ (رواه مسلم )
“Diriwayatkan dari Sayyidina Abdullah bin Umar, Sesungguhnya Rasulullah SAW mewajibkan zakat
fitrah bulan Ramadhan berupa satu sho’ kurma atau satu sho’ gandum atas setiap orang muslim, merdeka
atau budak, laki-laki maupun perempuan“
Zakat fitrah wajib bagi setiap orang islam yang mampu dan hidup di sebagian bulan Ramadhan serta
sebagian bulan Syawwal. Artinya, orang yang meninggal setelah masuk waktu maghrib malam
lebaran (malam 1 Syawwal) wajib baginya zakat fitrah (dikeluarkan dari harta peninggalannya).
Begitu juga bayi yang dilahirkan sesaat sebelum terbenamnya matahari di hari terakhir bulan
Ramadhan dan terus hidup sampai setelah terbenamnya matahari malam 1 Syawwal.
Tapi sebaliknya, orang yang meninggal sebelum terbenamnya matahari di akhir bulan Ramadhan
atau bayi yang lahir setelah terbenamnya matahari di malam 1 Syawwal tidak diwajibkan baginya
zakat fitrah.
Yang dimaksud mampu yaitu, memiliki harta lebih dari:
a. Kebutuhan makan dan pakaian untuk dirinya dan orang yang wajib dinafkahi pada siang
hari raya beserta malam harinya (1 Syawwal dan malam 2 Syawwal) .
b. Hutang, meskipun belum jatuh tempo (saat membayar).
c. Rumah yang layak baginya dan orang yang wajib dinafkahi.
d. Biaya pembantu untuk istri jika dibutuhkan.
Orang yang wajib dinafkahi yaitu:
a. Anak yang belum baligh dan tidak memiliki harta.
b. Anak yang sudah baligh namun secara fisik tidak mampu bekerja seperti lumpuh, idiot, dan
sebagainya serta tidak memiliki harta.
c. Orang tua yang tidak mampu (mu’sir).
d. Istri yang sah.
e. Istri yang sudah ditalak roj’i (istri yang pernah dikumpuli dan tertalak satu atau dua) dalam
masa iddah.
f. Istri yang ditalak ba’in (talak 3) apabila dalam keadaan hamil.
Zakat fitrah berupa makanan pokok mayoritas penduduk daerah setempat.
Ukuran zakat fitrah 1 sho’ beras = 2,75 – 3 kg.
Urutan dalam mengeluarkan zakat fitrah ketika harta terbatas.
Orang yang memiliki kelebihan harta seperti di atas tetapi tidak mencukupi untuk fitrah seluruh
keluarganya, maka dikeluarkan sesuai urutan berikut :
a. Dirinya sendiri.
b. Istri.
c. Pembantu istri sukarela (tanpa bayaran).
d. Anak yang belum baligh.
e. Ayah yang tidak mampu.
f. Ibu yang tidak mampu.
g. Anak yang sudah baligh dan tidak mampu (secara fisik dan materi).
Jika kelebihan harta tersebut kurang dari 1 sho’ maka tetap wajib dikeluarkan.
Waktu mengeluarkan zakat fitrah:
1. Waktu wajib, yaitu ketika mendapati sebagian dari bulan Ramadhan dan sebagian dari bulan
Syawwal.
2. Waktu jawaz (boleh), yaitu mulai awal Ramadhan.
Dengan catatan orang yang telah menerima fitrah darinya tetap dalam keadaan mustahiq
(berhak menerima zakat) dan mukim saat waktu wajib.
Jika saat wajib orang yang menerima fitrah dalam keadaan kaya atau musafir maka wajib
mengeluarkan kembali.
3. Waktu fadhilah (utama), yaitu setelah terbitnya fajar hari raya (1 Syawwal) sebelum
pelaksanaan shalat ied.
4. Waktu makruh, yaitu setelah pelaksaan shalat ied hingga terbenamnya matahari 1 Syawwal,
kecuali karena menunggu kerabat atau tetangga yang berhak menerimanya.
5. Waktu haram, yaitu mengakhirkan hingga terbenamnya matahari 1 Syawwal kecuali karena
udzur seperti tidak didapatkan orang yang berhak di daerah itu. Namun wajib menggodho’i.
Syarat sah zakat fitrah:
I. Niat.
Niat wajib dalam hati. Sunnah melafadzkannya dalam madzhab syafi’i.
Niat untuk fitrah diri sendiri:
نَوَيِتُ أنْ اُخْرِجَ زَكَاتِ الْفِطْرِ عَنْ نَفْسِى لِلَّه تَعَالىَ
(Saya niat mengeluarkan zakat fitrah saya karena Allah Ta’ala)
CATATAN: Anak yang sudah baligh, mampu secara fisik, tidak wajib bagi orang tua mengeluarkan
zakat fitrahnya. Oleh karena itu apabila orang tua hendak mengeluarkan zakat fitrah anak tersebut,
maka caranya :
1. Men-tamlik makanan pokok kepadanya (memberikan makanan pokok untuk fitrahnya agar
diniati anak tersebut).
2. Atau mengeluarkannya dengan seizin anak.
Cara niat zakat fitrah
a. Jika dikeluarkan sendiri, maka diniatkan ketika menyerahkannya kepada yang berhak atau
setelah memisahkan beras sebagai fitrahnya. Apabila sudah diniatkan ketika dipisah maka
tidak perlu diniatkan kembali ketika diserahkan kepada yang berhak.
b. Jika diwakilkan, diniatkan ketika menyerahkan kepada wakil atau memasrahkan niat
kepada wakil. Apabila sudah diniatkan ketika menyerahkan kepada wakil maka tidak wajib
bagi wakil untuk niat kembali ketika memberikan kepada yang berhak, namun lebih afdhol
tetap meniatkan kembali, tetapi jika memasrahkan niat kepada wakil maka wajib bagi wakil
meniatkannya.
II. Menyerahkan kepada orang yang berhak menerima zakat, yaitu ada 8 golongan yang sudah
maklum.
Hal–hal yang perlu diperhatikan:
1. Tidak sah memberikan zakat fitrah untuk masjid.
2. Panitia zakat fitrah yang dibentuk oleh masjid, pondok, LSM, dll (bukan BAZ) bukan
termasuk amil zakat karena tidak ada lisensi dari pemerintah.
3. Fitrah yang dikeluarkan harus layak makan, tidak wajib yang terbaik tapi bukan yang jelek.
4. Istri yang mengeluarkan fitrah dari harta suami tanpa seizinnya untuk orang yang wajib
dizakati, hukumnya tidak sah.
5. Orang tua tidak bisa mengeluarkan fitrah anak yang sudah baligh dan mampu kecuali dengan
izin anak secara jelas.
6. Menyerahkan zakat fitrah kepada anak yang belum baligh hukumnya tidak sah (qobd-nya)
karena yang meng-qobd harus orang yang sudah baligh.
7. Zakat fitrah harus dibagikan pada penduduk daerah dimana ia berada ketika terbenamnya
matahari malam 1 Syawal. Apabila orang yang wajib dizakati berada di tempat yang berbeda
sebaiknya diwakilkan kepada orang lain yang tinggal di sana untuk niat dan membagi
fitrahnya.
8. Bagi penyalur atau panitia zakat fitrah, hendaknya berhati-hati dalam pembagian fitrah agar
tidak kembali kepada orang yang mengeluarkan atau yang wajib dinafkahi, dengan cara
seperti memberi tanda pada fitrah atau membagikan kepada blok lain.
9. Mustahiq (orang yang berhak menerima zakat) tetap wajib fitrah sekalipun dari hasil fitrah
yang didapatkan jika dikategorikan mampu.
10. Fitrah yang diberikan kepada kyai atau guru ngaji hukumnya TIDAK SAH jika bukan
termasuk dari 8 golongan mustahiq.
11. Anak yang sudah baligh dan tidak mampu (secara materi) sebab belajar ilmu wajib (fardlu ‘ain
atau kifayah) adalah termasuk yang wajib dinafkahi, sedangkan realita yang ada mereka libur
pada saat waktu wajib zakat fitrah. Oleh karena itu, caranya harus di-tamlikkan atau dengan
seizinnya sebagaimana di atas.

12. Ayah boleh meniatkan fitrah seluruh keluarga yang wajib dinafkahi sekaligus. Namun banyak
terjadi kesalahan, fitrah anak yang sudah baligh dicampur dengan fitrah keluarga yang wajib
dinafkahi. Yang demikian itu tidak sah untuk fitrah anak yang sudah baligh. Oleh karena itu,
ayah harus memisah fitrah mereka untuk di-tamlikkan atau seizin mereka sebagaimana
keterangan di atas.
13. Fitrah dengan uang tidak sah menurut madzhab Syafi’i.

Rabu, 14 Januari 2015

Bangganya kita ketika menjadi santri

Ketika menyantri di pondok pesantren menjadi momok bagi anak muda jaman sekarang. ketika itu pula sebuah peradaban budaya sudah mulai pudar. sehingga menimbulkan gejolak modernisasi pergaulan, lebih ironis lagi ketika orang tua lebih bangga akan pendidikan umumnya, karena kebanyakan orang tua menganggap belajar agama hanya sebagai pendukung ( pelengkap ) kegiatan sehari-hari.
kalau kita sebagai orang yg beragama islam, kita pasti mengimani adanya Nabi Muhammad Saw . dan pasti pegangan kita kalau di tanya pasti al-qur'an dan hadist ( sunah nabi ) . nabi mengajarkan kepada kita semua bahwa mununtut ilmu adalah wajib bagi muslim laki-laki dan perempuan.
atas dasar inilah kita menuntut ilmu agar hidup kita lebih baik dalam kehidupan sosial dan kehidupan yg akan datang ( akhirat )
* nyanti identik dengan aturan, kekangan , kegiatan , hafalan dll. semua ini yg membuat momok bagi anak muda jaman sekarang. kalau kita menilik sejarah jaman kemerdekaan, bahkan sebelumnya. anak muda muslim berlomba-lomba untuk nyantri. mereka bahkan banyak yg menghabiskan masa mudanya untuk belajar ilmu agama. dan hasilnya bisa kita rasakan para ulama di masa kemerdekaan yg ikut andil besar dalam proses kemerdekaan indonesia dari para  penjajah.
* nyantri memang harus meninggalkan dunia yg bebas menjadi dunia pesantren. kalau bahasa pondoknya penjara suci, karena tidak ada fasilitas yg menyerupai di rumah pada umumnya .TV di perbolehkan hanya seminggu sekali, pada saat libur sekolah, hape di larang , radio juga di larang , bahkan barang2 mewah juga tidak di perbolehkan . hanya buku tulis bolpoint. kitab-kitab agama . serta pakaian yg pantas di pakai ( tentunya munutup aurat )
* nyantri identik pula dengan makanan yg sederhana . tidak ada ayam goreng, nasi goreng, dll. semua sudah di atur oleh pengelola pondok pesantren .
* kegiatan yg tidak ada habisnya setiap hari, dari jam 3 pagi sampai jam 10 malam.

tapi dari kesemua momok yg ada ini akan menjadi indah, apabila di sertai dengan keihlasan dalam menuntut ilmu.

semoga kita semua bisa lebih memahami ilmu agama yg sangat kita butuhkan . agar kita bisa terhindar dari fitnah dunia dan siksa akhirat .amin

Selasa, 13 Januari 2015

Senin, 12 Januari 2015

Rosulullah Saw

SAUDARAKU,

Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia, dan apa yag dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah, dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya.(Q.S. Al-Hasyr:7)

Begitulah bunyi ayat Al-qur’an yang mulia yang senantiasa memperingati umat islam dalam bertindak, berprilaku, dan beribadah.
Peranan hidup yang dijalani Rasul menjadi pembelajaran bagi kita selaku pengikut Nabi agar tetap berlaku islami tanpa meninggalkan sunnah yang selalu diajarkan dan menjadi tauladan bagi umat islam.

Teladan yang dicontohkan Rasul sangat memberikan arti bagi yang melakukan, setiap langkahnya perbuatan nabi menjadi nilai kebaikan apabila dilakukan.

Saudaraku,

Pelajaran yang diambil dari sosok beliau mempermudah dan menjamin kehidupan ini amatlah sangat berarti.

Begitu luar biasanya beliau dalam menebarkan virus sunnahnya. Sehingga dari segi aspek terkecil hingga terbesar pun hingga kini tetap ada dan menjadi suatu bimbingan hidup bagi seseorang.

Saudaraku,

Alam ini seakan tersenyum lebar begitu menerapkan adab-adab dan sunnah yang jika diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Pelajaran yang diajarkan Rosul sangatlah sistematis. Mulai dari bangun tidur hingga tidur kembali pun rasul menata begitu rapi ilmu-ilmu yang menjadi kunci utama itu.

Saudaraku,

Ibadah melakukan sunnah menandakan cinta kita pada Rasulullah SAW. Rindu kami, yaa Rasulullah..

Minggu, 11 Januari 2015

jilbab .......... islami dan jilbab pembuka aurat

Jilbab bukan hanya selembar dua lembar kain yang menutupi aurat tubuh seorang wanita, tapi ia adalah identitas, pakaian takwa muslimah. Ketundukkan akan seluruh perintah dan larangan Allah, bukan hanya pelaksanaan untuk menutup aurat saja, itulah simbol kecantikan dan keindahan seorang wanita dalam Islam.

Fenomena jilbab beberapa tahun belakangan ini menjadi booming digandrungi karena dikemas modis dan fasionabel. Semua dipermak secara menarik mulai dari bahan kainnya, bentuk model kerudung/ bajunya, motif, warna sampai asesorisnya, juga sepatunya, tas nya, gaya tata rias make upnya ditambah banyaknya video tutorial tentang berjilbab dan berhijab itu sangat memudahkan para muslimah untuk mendapatkan akses tentang jilbab. Bisa dikatakan kampanye jilbab begitu sukses saat ini, namun ada hal penting yang terlupakan mengenai makna jilbab, perintah jilbab dari Allah itu sebenarnya seperti apa. Oleh karena kesadaran akan jilbab yang semakin meningkat, sangat rugi sekali kalau dipakai/ ditiru tanpa mampu menarik simpati Allah, bahkan ada yang mengundang murka Allah, Nauzhubillah.

Tak ketinggalan saat ini film/sinetron tentang jilbab/hijab mulai marak seperti film jilbaber in love (desember 2014), sinetron Aisyah puteri (Jilbab in love) dan film Hijab yang akan tayang Januari 2015. Semua isi ceritanya tidak jauh dari ide-ide sinetron/ film Indonesia, berkisar tentang persahabatan, pacaran (pergaulan bebas) atau keluarga, dimana ceritanya tidak menampakkan ide keislamannya secara benar sesuai ketentuan syara’. Padahal tontonan dari film saat ini sadar tak sadar menjadi sebuah tuntunan. Cara berpakaian, bergaulnya, sopan santun nya itu mudah sekali ditiru oleh anak-anak kita. Dalam film/ sinetron tersebut diceritakan bahwa seorang perempuan yang berjilbab pun tetap bisa berpakaian ketat, pulang malam, bermake up menor plus bulu mata anti badainya (tabarujj), berparfum, tomboy menyerupai laki-laki, tetap pacaran, tetap pegang-pegangan tangan, bergaul tanpa batas syar’i dengan laki-laki non muhrim. Padahal jelas sekali bahwa itu semua di haramkan oleh Allah. Perilaku seperti itu sama sekali tak mencerminkan seorang muslim walau ia berbicara dengan membacakan ayat-ayat Al-qur’an seperti di film-film itu.

Sepatutnya lah sebagai seorang muslimah yang cerdas dan menginginkan surga Allah mencari tahu apa-apa yang disukai/ tak disukai Allah, seperti halnya jilbab. Tentu saja Allah sangat suka ketika kita memilih pakaian takwa itu, namun ketika kita menodainya dengan berbuat dosa-dosa lainnya (tetap pacaran, ketat tidak syar’i) karena kelalaian kita tidak mengkaji ilmu agama, maka sangat rugi sekali waktu yang kita lewati ternyata hanya menumpuk dosa-dosa, sehari demi sehari setahun demi setahun, Astagfirullah. Harus ditanamkan betul-betul bahwa jilbab adalah simbol bahwa muslimah yang memakainya itu (seharusnya) berbeda daripada yang tidak memakai. Sangat aneh bila berjilbab tapi masih suka boncengan sama cowok non mahrom. Berjilbab tapi mojok berduaan dan beraktivitas mesum, nauzhubillah.

Kewajiban berjilbab itu sama dengan perintah kita wajib menunaikan sholat, zakat, shaum, menutup aurat bagi laki-laki, menjauhi riba, memakan makanan halal, memuliakan orang tua. Kedudukannya setara, siap tidak siap, niat tidak niat, suka tidak suka kalau ditinggalkan atau disalah gunakan (tidak syar’i) akan menjadi dosa besar.  Penjelasan mengenai Jilbab ataupun hijab bisa kita lihat dalam ayat-ayat al-qur’an dalam surah Al-Ahzab ayat 58 dan 59, yang menyatakan bahwa jilbab adalah baju longgar yang menutupi seluruh tubuh perempuan dari atas sampai bawah, adapun hijab artinya penutup secara umum. Sedangkan khimar  adalah yang menutupi kepala, leher dan menjulur hingga menutupi dada wanita dari belakang maupun dari depan (termasuk menutupi tulang selangka) sesuai surah An-Nur ayat 31. Dalam kesepakatan para ulama maka kriteria jilbab yang syar’i ialah khimar menutupi dada tidak boleh seperti “punuk onta”, tidak ketat, tidak tipis tidak menyerupai suatu kaum, tidak tabarujj dan bermegah-megah, niat karena Allah. Jelas sudah jilbab merupakan bagian dari pelaksanaan hukum syara’ dan aktivitas seperti pacaran, tabarujj dll adalah pelanggaran terhadap hukum syara’, maka tak boleh dicampu adukan antara yang haq dan bathil. Karena kesucian jilbabmu akan ternodai oleh karena dosa-dosa kecil itu.

Jumat, 09 Januari 2015

manfaat seledri bagi ginjal

Waw.... Ternyata Seledri Dapat Dipakai Cuci Ginjal

Selama ber puluh2 tahun kita mengunakan ginjal dalam proses biologis tubuh, kandungan garam dan racun yang kita tidak tahu dari mana asalnya dan bertapa banyak jumlahnya, dan kita tidak pernah mencucinya kecuali bagi yang bermasalah saja,

Tapi tahukah Anda dengan hanya seikat daun Seledri , Anda bisa mencuci ginjal yang banyak berjasa pada kita ini, caranya mudah saja :

1. sediakan seikat daun Seledri
2. cuci dengan bersih ,
3. potong kecil2,
4. masukkan kedalam panci lalu masukan air bersih dan didihkan selama sepuluh menit saja,
5. dinginkan, saring, masukkan kedalam botol yang sesuai dan disimpan dalam lemari dingin,
6. minumlah segelas sehari, insyaaallah Anda akan rasa perubahannya, segala konten garam dan racun2 akan diekskresikan melalui urin.

Daun Seledri telah diketahui sebagai satu metode perawatan pembersihan yang terbaik untuk ginjal kita dan itu adalah alami sehingga aman tanpa efek samping.

Kamis, 08 Januari 2015

5 Manfaat luar biasa menahan marah


Ketika mendengar beberapa perkataan dan cemooh teman yang begitu menyakitkan rasanya memang kita dendam dan ingin lebih marah balik kepadanya. Namun hal ini bukan menjadi suatu hal yang baik sebab dapat lebih memutuskan tali silaturahmi kita. Untuk itu kita harus lebih bisa sabar dan menahan emosi, apalagi jika kita bisa lebih berlang dada untuk bisa memaafkannya maka kita akan lebih mendapatkan manfaat yang luarbiasa di balik memaafkan dan menahan marah.

Seperti yang dilansir dari bersamadakwah.com, inilah dia 5 manfaat luar biasa memaafkan dan menahan marah.

1. Mengurangi Stres

Salah satu manfaat luarbiasa memaafkan dan menahan marah juga dapat mengurangi stres. Hal ini disebabkan dengan memaafkan dan menahan marah maka tubuh akan terhindar dari ketegangan otot karena jauh dari rasa emosi.

2. Menyehatkan Jantung

Memaafkan dan menahan marah ini juga dapat membuat jantung kamu lebih sehat. Hal ini dikeranakan ketika kamu memaafkan seseorang yang telah menyakiti maka dapat membuat denyut jantung menjadi stabil dan beban kerja jantung menurun.

3. Hubungan Lebih Kuat

Dengan memaafkan ini hubungan akan menjadi lebih kuat ketika kamu bisa lebih sabar menahan marah akibat konflik yang bisa saja mengahancurkan hubungan kamu. Dan dengan lebih berusaha meminta maaf terlebih dahulu atau lebih memaafkan ini maka silaturahmi pun terjalin kembali tanpa ada rasa dendam.

4. Mengurangi Rasa Sakit

Manfaat luarbiasa dari memaafkan dan menahan marah ini juga bisa mengurangi rasa sakit seperti mencegah sakit punggung kronis . Sebab ketika kamu emosi maka akan lebih merasakan rasa pusing dan nyeri otot lainnya. Seperti yang dikatakan oleh penelitian dari Duke University Medical Center jika memaafkan dapat meningkatkan kesehatan fisik.

5. Lebih Sehat

Memaafkan dan menahan emosi juga memiliki manfaat yang lebih sehat untuk meningkatkan kesehatan jasmani , rohani dan fisik.
Nah, itulah dia kelima manfaat luarbiasa dari memaafkan dan menahan marah.

Alamat Yayasan Az-Zuhri Mrisi

Yayasan Az-Zuhri Mrisi
ds.Mrisi RT04/04 kec.tanggung harjo.kab. groboga  58167
No.hp 085600266248/085740700736

Senin, 05 Januari 2015

Belajar membaca al qur'an dengan tajwid


MAKNA TAJWID/TAHSIN, TUJUAN DAN HUKUM MEMPELAJARI SERTA MEMBACA AL-QURAN DENGAN TAJWID/TAHSIN #

Tajwid secara bahasa berasal dari kata jawwada, yujawwidu, tajwiidan yang artinya membaguskan atau membuat jadi bagus. Dalam pengertian lain menurut lughah, tajwid dapat pula diartikan sebagai "al-ityaanu biljayyidi" "segala sesuatu yang mendatangkan kebaikan". Maka dari itu,Tajwid juga disebut juga dengan "Tahsin" yang artinya "Membaguskan", yaitu membaguskan bacaan al-Quran.

Sedangkan pengertian Tajwid menurut istilah adalah :
"Ilmu yang memberikan segala pengertian tentang huruf, baik hak-hak huruf (haqqul harf) maupun hukum-hukum baru yang timbul setelah hak-hak huruf (mustahaqqul harf) dipenuhi, yang terdiri atas sifat-sifat huruf, hukum-hukum madd dan lain sebagainya. Sebagai contoh adalah tarqiq, tafkhim dan yang semisalnya"

Tujuan mempelajari Ilmu Tajwid atau Tahsin adalah agar dapat membaca ayat-ayat al-Quran secara betul (fasih) sesuai dengan yang diajarkan oleh Nabi saw..Dengan kata lain, agar dapat memelihara lisan dari kesalahan-kesalahan ketika membaca kitab Allah Ta'ala.

Hukum mempelajari ilmu Tajwid atau Tahsin sebagai disiplin ilmu adalah fardhu kifayah atau merupakan kewajiban kolektif. Ini artinya, mempelajari ilmu Tahsin secara mendalam tidak diharuskan bagi setiap orang, tetapi cukup diwakili oleh beberapa orang saja. Namun, jika dalam suatu kaum tidak ada seorangpun yang mempelajari ilmu Tahsin, berdosalah kaum itu..

Adapun hukum membaca al-Quran dengan memakai aturan-aturan Tajwid(Tahsin) adalah fardhu 'ain atau merupakan kewajiban pribadi. Membaca al-Quran sebagai sebuah ibadah haruslah dilaksanakan sesuai ketentuan. Ketentuan itulah yang terangkum dalam ilmu Tahsin al-Quran. Dengan demikian, dengan memakai ilmu Tahsin dalam membaca al-Quran hukumnya wajib bagi setiap orang, tidak bisa diwakili oleh orang lain. Apabila seseorang membaca al-Quran dengan tidak memakai ilmu Tahsin, hukumnya berdosa.

Dalam kitab Hidaayatul Mustafid fii Ahkaamit Tajwid dijelaskan:
"Tidak ada perbedaan pendapat bahwasanya (mempelajari) ilmu Tajwid hukumnya fardhu kifayah, sementara mengamalkannya (tatkala membaca al-Quran) hukumnya fardhu 'ain bagi setiap Muslim dan Muslimah yang telah mukallaf".

Syeikh Ibnul Jazari dalam syairnya mengatakan:
"Membaca al-Quran dengan Tajwid , hukumnya wajib. Siapa saja yang membaca al-Quran tanpa memakai Tajwid, hukumnya dosa. Karena sesungguhnya Allah menurunkan al-Quran berikut Tajwidnya. Demikianlah yang sampai kepada kita dari-Nya"

Para Ulama Qiraat telah sepakat bahwa membaca al-Quran tanpa Tajwid merupakan suatu "lahn" atau "kesalahan". semoga belajar kita dalam kelancaran ami

Anak muda dan modernisasi serta bahaya budaya westernisasi

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh
Alhamdulillah syukur kita panjatkan kepada Allah swt .. yg selalu memberi kenikamatan yg tiada henti. sholawat salam kita haturkan kepada nabi muhammad Saw . yg kita harapkan syafaatnya nanti di hari perhitungan .. semoga kita di dalam payung Rosulullah Saw .. amin..
dewasa ini ahlak generasi muda islam mulai dan sudah banyak yg tergerus oleh arus modernisasi dan westernisasi di masyarakat . banyak anak muda yg lebih mengutamakan budaya dari barat yg notabenya sangat bertentangan dengan budaya kita ( indonesia ) .. anak remaja jaman sekarang semua di anggap sudah basi karena kiblatnya bukan budaya pribumi akan tetapi budaya barat .
salah satunya adalah kebebasan dalan bergaul dan konsumsi obat terlarang serta minuman keras.
kita becermin dari budaya dan agama mayoritas, indonesia itu lebih santun dalam bergaul .. dalam hal bahasa solo dan jogja sebagai contoh .. lebih mengutamakan penghormatan kepada orang tua dan sebaya bahkan yg lebih kecil . hampir semua suku2 yg ada di indonesia lebih mengutamakan ahlak ... dan sangat sinkron dengan ahlak yg di ajarkan oleh Rosulullah Saw untuk menghormati orang tua dan menyayangi yg lebih muda
1. kebebasan inilah yg membuat budaya timur yg islami dan kesukuan di rusak oleh budaya barat yg lebih bebas. anak muda sudah tidak lagi menghormati orang tua di dalam rumah ataupun di luar rumah . tidak menghargai usaha orang tua dalam pendidikan . 
2. kebebasan dalam bergaul, lebih mendengar nasehat teman di bandingkan orang tua.
3. mengkonsumsi yg haram bagi anak muda pada umumnya boleh . bahkan semua sudah tahu, banyak korban berjatuhan akibat minuman keras dan obat2an .. 
4. bangga kalau berbuat maksiat 
5. lebih di banggakan artis dan pada tokoh agama . . 

mari bentengi anak2 kita dengan pelajaran agama dan selalu awasi perilaku anak kita dalam bergaul. jangan sampai kita yg akan di tuntut mereka ketika di hari perhitungan .. karen kita lalai dalam mendidik .semoga kita semua di mudahkan oleh Allah dalam mendidik anak kita amin.. 

Sabtu, 03 Januari 2015

Laporan keuangan panti asuhan az-zuhri mrisi


Assalamualaikum warrohmatullahiwabar­­okatuh
selamat pagi semoga rahmat Allah SWT selalu tercurahkan kepada kita semua sholwat dan salam kita haturkan kepada junjungan nabi Muhammad Saw semoga selalu dalam aqidah beliau SAW
laporan Tanggal 20 november 2014
saldo Rp. 100.000
tanggal 21 nov 2014 debet dari donatur 1.000.000
total sado 22 nov 2014 Rp.1.100.000
pengeluaran 23 beli beras 100 kg x 7000= Rp.700.000
sayur dan bumbu Rp.100.000
bayar listrik dll Rp.300.000
saldo akhir bulan Rp.1.130.000
karena tanggal 30 nov 2014 ada donasi Rp.1.130.000

bulan desember sampai tanggal 23 Desember 2014
saldo Rp.1.700.000
pengeluaran sampai tanggal 22 Desember 2014
beras 50 kg x 7000: Rp 350.000
Sayur dan Bumbu, Gas Elpigi Rp. 200.000
pembelian kasebot, cat, Semen, biaya lain2. Rp.500.000
Bayar pengambilan raport dan biaya ekstrakulikuler santri di MTs dan SD Rp.600.000 Total. pengeluaran sampai 22 Desember 2014 Rp.1.650.000

saldo terkahir sampai tanggal 22. desember 2014 Rp.50.000
tanggal 23 Des 2014 ada donasi dari mbak sri Rp.100.000
saldo sampai tanggal 30 des 2014 adalah 500.000
pengeluaran
beras Rp. 400.000 2 karung . sisa saldo 100.000

semoga donasi anda semua berkah dan memperlancar kegiatan panti asuhan Az-Zuhri Mrisi demikian laporan pertanggung jawaban kami
apabila kami tidak menyebut nama , karena kami di minta sebagian dari pada donatur untuk tidak menyertakan nama

wassalamualaikum warrohmatullahi wabarokatuh

ketua

Khusaini
085600266248/­­085740700736 https://­www.facebook.com/­­groups/­­418517441545865/